Jumat, 14 Agustus 2015

Jenis Jenis Valves

Valves ( Katup )


Valve (Katup) adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan, padatan terfluidisasi) dengan membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan alirannya.
Valve (katup) dalam kehidupan sehari-hari, paling nyata adalah pada pipa air, seperti keran untuk air. Contoh akrab lainnya termasuk katup kontrol gas di kompor, katup kecil yang dipasang di kamar mandi dan masih banyak lagi.
Katup memainkan peran penting dalam aplikasi industri mulai dari transportasi air minum juga untuk mengontrol pengapian di mesin roket.
Valve (Katup) dapat dioperasikan secara manual, baik oleh pegangan , tuas pedal dan lain-lain. Selain dapat dioperasikan secara manual katup juga dapat dioperasikan secara otomatis dengan menggunakan prinsip perubahan aliran tekanan, suhu dll. Perubahan2 ini dapat mempengaruhi diafragma, pegas atau piston yang pada gilirannya mengaktifkan katup secara otomatis.

Macam – macam Valve (katup) yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
1.    GATE VALVE

Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan cara mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi panjang.
Gate Valve adalah jenis valve yang paling sering dipakai dalam sistem perpipaan. Yang fungsinya untuk membuka dan menutup aliran.
Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida dengan cara membuka setengah atau seperempat posisinya, Jadi posisi gate pada valve ini harus benar benar terbuka (fully open) atau benar-benar tertutup (fully close). Jika posisi gate setengah terbuka maka akan terjadi turbulensi pada aliran tersebut dan turbulensi ini akan menyebabkan :
a)      Akan terjadi pengikisan sudut-sudut gate.
laju aliran fluida yg turbulensi ini dapat mengikis sudut-sudut gate yang dapat menyebabkan erosi dan pada akhirnya valve tidak dapat bekerja secara sempurna.
b)      Terjadi perubahan pada posisi dudukan gerbang penutupnya.
Gerbang penutup akan terjadi pengayunan terhadap posisi dudukan (seat), sehingga lama kelamaan posisi nya akan berubah terhadap dudukan (seat) sehingga apabila valve menutup maka gerbang penutupnya tidak akan berada pada posisi yang tepat, sehingga bisa menyebabkan passing.

Ada 3 jenis gate valve:
1.  Rising Stem Gate Valve;
jika dioperasikan handwheel naik dan stem juga naik

1. Body
2. Bonnet
3. Seat(s)
4. Disk
5. Stem
6. Back seat
7. Packing
8. Gland
9. Gland follower
10. Yoke
11. Stem nut
12. Handwheel
2.  Non Rising Stem Gate Valve;
jika di opersikan handwheel tetap dan stem juga tetap.


3. Outside Screw & Yoke Gate Valve;
jika di operasikan handwheel tetap tapi stemnya naik.
Rising Stem & Non Rising Stem digunakan untuk tekanan yang tidak terlalu tinggi, dan tidak cocok untuk getaran. Outside Screw & Yoke Gate Valve amat cocok digunakan untuk high pressure. Biasanya OS & Y banyak di gunakan di lapangan minyak, medan yang tinggi, temperature tinggi. Karena pada OS & Y stem naik atau turun bisa dijadikan sebagai penanda. Contoh, apabila stem tinggi itu menandakan posisi valve sedang buka penuh. Pada dasarnya body & bonet pada gate terbuat dari bahan yang sama.
Keuntungan menggunakan Gate Valve :
  1. Low pressure drop waktu buka penuh
  2. Amat ketat dan cukup bagus waktu penutupan penuh
  3. Bebas kontaminasi
  4. Sebagai Gerbang penutupan penuh, sehingga tidak ada tekanan lagi. Cocok apabila akan melakukan service / perbaikan pada pipa
Kerugian menggunakan Gate Valve :
  1. Tidak cocok di pakai untuk separuh buka, karena akan menimbulkan turbulensi sehingga bisa mengakibatkan erosi dan perubahan posisi gate pada dudukan
  2. Untuk membuka dan menutup valve perlu waktu yang panjang dan memerlukan torsi / torque yang tinggi;
  3. Untuk ukuran 10 “ keatas tidak cocok dipakai untuk steam.
2.  Globe Valve
Globe Valve adalah jenis Valve yang digunakan untuk mengatur laju aliran fluida dalam pipa.
Prinsip dasar dari operasi Globe Valve adalah gerakan tegak lurus disk dari dudukannya. Hal ini memastikan bahwa ruang berbentuk cincin antara disk dan cincin kursi bertahap sedekat Valve ditutup.
Ada tiga jenis desain utama bentuk tubuh Globe Valve, yaitu: Z-body, Y-body dan Angle- body :
  • Z-Body desain adalah tipe yang paling umum yang sering dipakai, dengan diafragma berbentuk Z. Posisi dudukan disk  horizontal dan pergerakan batang disk tegak lurus terhadap sumbu pipa atau dudukan disk. Bentuknya yang simetris memudahkan dalam pembuatan, instalasi maupun perbaikannya.
  • Y-Body desain adalah sebuah alternatif untuk high pressure drop. Posisi dudukan disk  dan batang (stem) ber sudut 45˚ dari arah aliran fluidanya. Jenis ini sangat cocok untuk tekanan tinggi
  • Angle-Body desain adalah modifikasi dasar dari Z-Valve. Jenis ini digunakan untuk mentransfer aliran dari vertikal ke horizontal.

Macam-macam bentuk  Disc/plug dari Globe Valve :
a. Type Plug Disk
b. Tipe Regulating disk
c. Tipe flat disk
d. Tipe soft seat disk
e. Tipe guide disk
Keuntungan menggunakan Globe valve  adalah :
  • Kemampuan dalam menutup baik.
  • kemampuan throttling (mengatur laju aliran) Cukup baik.
Kelemahan utama penggunaan Globe  Valve adalah:
  • Penurunan tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan Gate Valve
  • Valve ukuran besar membutuhkan daya yang cukup atau aktuator yang lebih besar untuk beroperasi
3. BALL VALVE
Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup dengan pengontrol aliran berbentuk disc bulat (seperti bola/belahan). Bola itu memiliki lubang, yang berada di tengah sehingga ketika lubang tersebut segaris lurus atau sejalan dengan kedua ujung Valve / katup, maka aliran akan terjadi.
Tetapi ketika katup tertutup, posisi lubang berada tegak lurus terhadap ujung katup, maka aliran akan terhalang atau tertutup.

Ball valve banyak digunakan  karena kemudahannya dalam  perbaikan dan kemampuan untuk menahan tekanan dan suhu tinggi. Tergantung dari material apa mereka terbuat, Bal Valve dapat menahan tekanan hingga 10.000 Psi dan dengan temperature sekitar 200 derajat Celcius.
Ball Valve digunakan secara luas dalam aplikasi industri karena mereka sangat serbaguna, dapat menahan tekanan hingga 1000 barr dan suhu hingga 482 ° F (250 ° C). Ukurannya biasanya berkisar 0,2-11,81 inci (0,5 cm sampai 30 cm).
Ball Valve dapat terbuat dari logam , plastik atau pun dari bahan keramik. Bolanya sering dilapisi chrome untuk membuatnya lebih tahan lama.
Ada 2 tipe Ball Valve yaitu :
a.Full bore ball valve

Full bore ball valve adalah tipe ball valve dengan diameter lubang bolanya sama dengan diameter pipa. Jenis full bore ball valves biasanya digunakan pada  blow down, piggable line, production manifold, pipeline dll.
b. Reduced bore ball valves

Reduced bore ball valves adalah jenis ball valve yang diameter lubang bolanya tidak seukuran dengan ukuran pipa. Minimum diameter bola katup yang berkurang adalah  satu ukuran lebih rendah dari ukuran diameter pipa  sebenarnya. Misalnya ukuran diameter  pipa 4 inci dan diameter bola valve adalah 3 inchi.

4.   Butterfly Valve
Butterfly Valve adalah valve yang dapat digunakan untuk mengisolasi atau mengatur aliran.  Mekanisme penutupan mengambil bentuk sebuah disk . system pengoperasiannya mirip dengan ball valve, yang memungkinkan cepat untuk menutup. Butterfly Valve umumnya disukai karena harganya lebih murah di banding valve jenis lainnya. desain valvenya lebih ringan dalam berat dibanding jenis-jenis valve yang lain. Biaya pemeliharaan biasanya pun lebih rendah karena  jumlah bagian yang bergerak minim.
Sebuah butterfly valve, diilustrasikan pada Gambar di bawah ini, adalah gerakan berputar valve yang digunakan untuk berhenti, mengatur, dan mulai aliran fluida. Butterfly Valve mudah dan cepat untuk dioperasikan karena rotasi 90o yang digerakkan oleh handwheel dengan menggerakkan disk dari tertutup penuh ke posisi terbuka penuh.

Butterfly Valve sangat cocok untuk penanganan arus besar cairan atau gas pada tekanan yang relatif rendah dan untuk penanganan slurries atau cairan padatan tersuspensi dengan jumlah besar.

5.  Check Valve
Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow.
Aplikasi valve jenis ini dapat dijumpai pada outlet/discharge dari centrifugal pump.
Ketika laju aliran fluida sesuai dengan arahnya, laju aliran tersebut akanmembuat  plug atau disk membuka. Jika ada tekanan yang datang dari arahberlawanan, maka plug atau disk tersebut akan menutup.
Jenis-jenis check valve :
a. Swing Check Valve

check valve tipe ini terdiri atas sebuah disk seukuran dengan pipa yang digunakan, dan dirancang menggantung pada poros (hinge pin) di bagian atasnya. Apabila terjadi aliran maju atau foward flow, maka disk akan terdorog oleh tekanan sehingga terbuka dan fluda dapat mengalir menuju saluran outlet. Sedangkan apabila terjadi aliran balik atau reverse flow, tekanan fluida akan mendorong disk menutup rapat sehingga tidak ada fluida yang mengalir. Semakin tinggi tekanan balik semakin rapat disk terpasang pada dudukannya.
b. Lift Check Valve

Penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun liquid yang mempunyai flow yang tinggi.
dalam konfigurasinya mirip dengan globe valve hanya saja pada globe valve putaran disk atau valve dapat dimanipulasi sedangkan pada lift check valve tidak (karena globe valve adalah jenis valve putar dan control valve).
Port inlet dan outlet dipisahkan oleh sebuah plug berbentuk kerucut yang terletak pada sebuah dudukan, umumnya berbahan logam. Ketika terjadi foward flow, plug akan terdorong oleh tekanan cairan sehingga lepas dari dudukannya dan fluida akan mengalir ke saluran outlet. Sedangkan apabila terjadi reverse flow, tekanan fluda justru akan menempatkan plug pada dudukannya, semakin besar tekanan semakin rapat pula posisi plug pada dudukannya, sehingga fluida tidak dapat mengalir.
bahan dari dudukan plug adalah logam, hal ini mempertimbangkan tingkat kebocoran yang sangat sedikit dari check valve tersebut. Umumnya lift check valve digunakan untuk aplikasi fluida gas karena tingkat kebocoran yang kecil. Penggunaan check valve tipe lift ini di industri adalah untuk mencegah aliran balik condensate ke steam trap yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada turbin uap. Keuntungan menggunakan lift check valve adalah terletak pada kesederhanaan desain dan membutuhkan sedikit pemeliharaan. Kelemahannya adalah instalasi dari check valve jenis lift hanya cocok untuk pipa horisontal dengan diameter yang besar.
c. Back water check valve
Back water valve, banyak digunakan pada sistem pembuangan air bawah tanah yang mencegah terjadinya aliran balik dari saluran pembuangan saat terjadi banjir. Saat banjir saluran pembuangan akan penuh dan bertekanan tinggi sehingga memungkinkan terjadinya aliran balik, dengan menggunakan back water valve, hal ini dapat diatasi dengan baik.

d. Swing Type Wafer Check Valve

Dalam penggunaan swing check valve dan lift check valve terbatasi hanya untuk pipa ukuran besar (diameter DN80 atau lebih). jadi  sebagai solusinya adalah dengan menggunakan wafer check valve. Dengan menggunakan wafer ceck valve dapat digunakan tubing dengan ukuran yang mengerucut pada satu sisinya sehingga dapat diaplikasikan pada pipa yang lebih kecil ukurannya.
e.  Disk Check valve

valve jenis ini terdiri atas body, spring, spring retainer dan disc. Prinsip kerjanya adalah saat terjadi foward flow, maka disk akan didorong oleh tekanan fluida dan mendorong spring sehingga ada celah yang menyebabkan aliran fluida dari inlet menuju outlet. Sebaliknya apabila terjadi reverse flow, tekanan fluida akan mendorong disk sehingga menutup aliran fluida
perbedaan tekanan diperlukan untuk membuka dan menutup valve jenis ini dan ini ditentukan oleh jenis spring yang digunakan. Selain spring standar, tersedia juga beberapa pilihan spring  yang tersedia:
  • No spring – Digunakan di mana perbedaan tekanan di valve kecil.
  • Nimonic spring – Digunakan dalam aplikasi suhu tinggi.
  • Heavy duty spring – Hal ini meningkatkan tekanan pembukaan yang diperlukan. Bila dipasang pada line boiler water feed, dapat digunakan untuk mencegah uap boiler dari kebanjiran ketika mereka unpressurised.
f. Split disc check valve

check valve jenis ini adalah terdiri dari disk yang bagian tengahnya merupakan poros yang memungkinkan disk bergerak seolah terbagi dua bila didorong dari arah yang benar (foward flow) dan menutup rapat bila ditekan dari arah yang salah (reverse flow).

6. Safety Valve
Safety valve  adalah jenis valve  yang mekanismenya  secara otomatis melepaskan zat dari boiler, Bejana tekan, atau suatu sistem, ketika tekanan atau temperatur melebihi batas yang telah ditetapkan.
Katup pengaman pertama kali digunakan pada ketel uap selama Revolusi industri .
Cara kerja Pressure Safety Valve :
Pressure savety valve mempunyai tiga bagian utama yaitu inlet, outlet dan spring set. Fluida bertekanan berada pada inlet PSV. PSV posisi menutup selama tekanan fluida lebih kecil dibandingkan tekanan spring pada spring set. Sebaliknya jika tekanan fluida lebih tinggi dibandingkan tekanan spring set maka springset akan bergerak naik dan membuka katup yang akan membuang tekanan melalui outlet sampai tekanan fluida maksimal sama dengan tekanan spring set

sumber : https://eryhartoyo.wordpress.com/2012/08/14/jenis-jenis-valve/

Pengukuran Level Fluida pada Tangki dan Separator

Gambar 1 - Pengukuran level fluida (www.sensorsmag.com)
Gambar 1 – Pengukuran level fluida (www.sensorsmag.com)

Tuntuan sistem pengolahan otomatis yang canggih, operasi di industri seperti kilang minyak dan petrokimia sangat membutuhkan pengukuran dan pengendalian proses yang tepat dan dapat diandalkan. Dengan meningkatkan keakuratan pengukuran, kemungkinan akan mengurangi variabilitas dari sebuah proses semakin bagus dan juga akan menghasilkan kualitas produk yang lebih bagus. Beberapa parameter proses yang harus diukur dan dikendalikan pada suatu industri  kilang minyak dan petrokimia adalah level fluida di sebuah tangki serta aliran fluida tersebut.
Pengukuran level fluida di suatu industri mempunyai variasi yang cukup luas. Mulai dari bentuk yang sederhana, tipe mekanik, elektronik hingga metode radiasi nuklir dan ultrasonic. Pemilihan metode pengukuran level haruslah sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan.  Adapun metode pengukuran level fluida pada tangki dan separator dapat dibagi dalam beberapa kategori :
  1. Sight Glass

Gambar 2 - Sight Glass (www.mycheme.com)
Gambar 2 – Sight Glass (www.mycheme.com)

Sight Glass merupakan salah satu metode pengukuran level fluida yang paling konvensional dan biasa disebut dengan gauge glass. Sight Glass digunakan untuk pengukuran level fluida di dalam tangki secara kontinyu, Ketika Level fluida di dalam tangki bergerak naik maka level cairan di dalam sight glass juga akan naik dan begitu juga sebaliknya.
  1. Float Level Measurement

Gambar 3 - Float Type (www.mycheme.com)
Gambar 3 – Float Type (www.mycheme.com)

Pergerakan Float di dalam tangki akan ditransmisikan ke counter weight di dalam sight glass melalui kabel seling dan pulley. Prinsip Float hampir sama seperti halnya sight glass di atas, hanya saja logikanya yang terbalik. Ketika level fluida di dalam tangki bergerak naik maka level cairan yang berada di sight glass akan turun.
  1. Hydrostatic Pressure Level Measurement

Gambar 4 - Hydrostatic Pressure Type (toekangengineer.blogspot.com)
Gambar 4 – Hydrostatic Pressure Type (toekangengineer.blogspot.com)

Prinsip pengukuran dari Hyrostatic Pressure Type adalah Hukum Pascal yang berbunyi tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar. Dengan memanfaatkan persamaan ΔP= ρg(Δh), Sistem pengukuran dilakukan dengan menempatkan dua unit sensor tekanan di dasar tangki (P1) dan di bagian atas tangki (P2) sehingga dengan dua parameter yang didapat dari dua unit sensor tersebut kita dapat mendapatkan parameter level fluida dengan perhitungan matematis sebagai berikut :

h=ΔP/(ρg)

Kekurangan dari metode Hydrostatic Pressure ini adalah kita hanya dapat menggunakannya pada fluida yamg homogen. Jika terdapat dua campuran fluida atau lebih maka kemungkinan pengukuran yang akurat akan berkurang karena massa jenis dari kedua fluida tersebut berbeda.
  1. Displacer Level measurement

Gambar 5 - Displacer (www.iamechatronics.com)
Gambar 5 – Displacer (www.iamechatronics.com)

Displacer merupakan metode pengukuran level fluida yang paling popular sejak beberapa tahun yang lalu. Prinsip pengukuran metode Displacer ini menggunakan Prinsip Archimedes dengan mendeteksi berat batang displacer yang direndam dalam fluida tersebut. Ketika level fluida semakin tinggi maka batang displacer akan mengalami gaya apung yang lebih besar sehingga ketika berat batang displacer semakin ringan maka controller akan membaca bahwa level fluida semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya.
  1. Capacitance Level Measurement

Gambar 6 - Capacitance Type (www.sensorsmag.com)
Gambar 6 – Capacitance Type (www.sensorsmag.com)

Minyak memiliki konstanta dari 1,8 hingga 5, Pure glycol mempunyai konstanta 37 dan larutan air berkisar antara 50 hingga 80. Prinsip Capacitance Level measurement adalah berdasarkan prinsip kerja kapasitor dimana komponen elektrik ini dapat menyimpan energi. Kapasitor terdiri dari dua plat konduktif yang dipisahkan oleh media insulator. Jumlah energi yang dapat disimpan oleh kapasitor dipengaruhi oleh Luas Plat, Jarak kedua plat dan konstanta dielektrik medianya.
Dalam aplikasi pengukuran level fluida pada tangki, Plat pertama adalah Probe yang dimasukkan ke dalam tangki, sedangkan dinding tangki akan berfungsi sebagai Plat kedua dimana jarak antara probe dengan dinding tangki tidak akan berubah maka satu-satunya parameter yang akan berubah adalah konstanta dielektrik. Udara memiliki konstanta dielektrik satu sedangkan fluida memiliki konstanta dielektrik lebih dari satu.
Ketika level fluida semakin tinggi maka konstanta dielektrik fluida yang diukur akan menggantikan  udara dan menyebabkan nilai kapasitansi naik sehingga controller akan membaca bahwa level fluida semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya.
  1. Ultrasonic Level Measurement

Gambar 7 - Ultrasonic Level Measurement (www.enggcyclopedia.com)
Gambar 7 – Ultrasonic Level Measurement (www.enggcyclopedia.com)

Ultrasonic Level Measurement bekerja menggunakan prinsip pemancaran gelombang suara yang dipancarkan oleh Piezoelectric ke dalam tangki yang berisi fluida. Alat ini mengukur lama waktu yang dibutuhkan gelombang suara yang dipantulkan kembali ke transmitter.

Prinsip  kerja  solenoid valve

prinsip kerja solenoid valve
Gambar 1 – Solenoid Valve (www.solenoid-valve-info.com)

Solenoid Valve atau katup listrik merupakan elemen control yang paling sering digunakan dalam suatu aliran fluida. Tugas mereka adalah untuk shut off, release, mengalirkan atau mencampurkan fluida. Mereka ditemukan di banyak area aplikasi dunia industry seperti Oil & Gas, steam, petrokimia, pengolahan limbah,  dan sebagainya. Solenoid Valve bekerja secara electromechanically dimana mereka mempunyai kumparan (coil) sebagai penggeraknya. Ketika kumparan tersebut mendapatkan supply tegangan (AC atau DC) maka kumparan tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakkan piston (plunger)  yang berada di dalamnya.

prinsip kerja solenoid valve
Gambar 2 – Bagian Solenoid Valve (www.solenoid-valve-info.com)
Ilustrasi di bawah ini menggambarkan komponen dasar dari sebuah solenoid valve.

Keterangan :
  1. Valve Body
  2. Inlet Port
  3. Outlet Port
  4. Coil (kumparan)
  5. Coil Windings
  6. Kabel supply tegangan
  7. Piston (Plunger)
  8. Spring
  9. Orifice
Solenoid Valve akan bekerja bila kumparan (coil) mendapatkan supply energy listrik maka kumparan tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakkan piston (plunger) yang ada di dalamnya. Ketika piston tertarik ke atas maka fluida akan mengalir dari inlet port menuju outlet port.

prinsip kerja solenoid valve
Gambar 3 – On/Off Condition Solenoid Valve (www.solenoid-valve-info.com)
Soleid valve ini dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu:
  1. Direct – Acting Solenoid Valve
  2. Pilot Operated Valves (Servo-assisted)
  3. 2 Way Valves
  4. 3 Way Valves
  5. 4 way Valves

Pneumatic, Hydraulic dan Solenoid

pneumatic & hydraulicPneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan.


Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara atmosfir) dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika). Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanik dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dalam mana terjadi proses-proses pneumatik.
Sistem kontrol elektronika, pneumatic dan sistem hydraulic tidak dapat dipisahakan dalam sistem kontrol dunia industri karena hampir setiap mesin industri menggabungkan ketiga unsur tersebut.

Perangkat pneumatik bekerja dengan memanfaatkan udara yang dimampatkan (compressed air). Dalam hal ini udara yang dimampatkan akan didistribusikan kepada sistem yang ada sehingga kapasitas sistem terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan udara yang dimampatkan diperlukan Compressor pembangkit udara bertekanan). Debit yang diukur adalah m3/menit.

Tekanan udara yang dibutuhkan pada alat pengontrol pneumatik seperti silinder, katup serta peralatan lainnya adalah 6 bar, supaya efektif dan efisien dalam penggunaannya (range alat 3–10 bar). Dan untuk memelihara keawetan peralatan haruslah diperoleh udara kering, yaitu agar tidak terjadi korosi pada pipa saluran udara, pelumasan yang ada tidak terbawa uap air, tidak terjadi kontaminasi bila udara mampat langsung kontak dengan produk yang sensitif seperti cat dan makanan.

Pneumatik dewasa ini memegang peranan penting dalam pengembangan dan teknologi otomatisasi, di samping hidraulik dan elektronik/elektrik.

Dalam dunia industri kita sering mendengar  hydraulic yang pemakaianya tentu sudah tidak diragukan lagi apalagi dalam industri Berat  hal tersebut merupakan kebutuhan yang sangat penting  dalam  melakukan transfer  energi.


Hydraulic adalah perpindahan energi atau gaya yang dilakukan oleh media cair atau Fluid .

Saat ini seiring berkembangnya teknologi pemakaian hydraulic  bukan saja dalam industri berat namun sudah memasuki industri Automotif seperti yang terdapat dalam power steering maupun  shock absorber dari komponen suspensi kendaraan.
Bahkan menggunakan systim hydraulic merupakan kebutuhan yang  sangat diperhitungkan karena banyak sekali keuntunganya. satu-satunya kerugian hanyalah pada biaya yang cukup mahal, namun saat ini sudah banyak produsen hydraulic lokal di indonesia yang sudah mampu memproduksi terkecuali pada alat kontrolnya yang saat ini masih diimpor dari luar negeri. berdasarkan pengalaman yang telah kami alami selama hampir 20 tahun penggunaan hydraulic dapat memberikan keuntungan bagi sebuah usaha yang memerlukan transfer energi dan sangat mudah mengendalikanya

Solenoid valve pneumatic adalah katup yang digerakan oleh energi listrik melalui solenoida, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan piston yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, solenoid valve pneumatic atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust.
Lubang masukan, berfungsi sebagai terminal / tempat udara bertekanan masuk atau supply (service unit), sedangkan lubang keluaran berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin keluar yang dihubungkan ke pneumatic, dan lubang exhaust, berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah posisi ketika solenoid valve pneumatic bekerja.

Solenoid valve adalah elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam fluidics. Tugas dari solenoid valve dalah untuk mematikan, release, dose, distribute atau mix fluids. Solenoid Valve banyak sekali jenis dan macamnya tergantung type dan penggunaannya, namun berdasarkan modelnya solenoid valve dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu solenoid valve single coil dan solenoid valve double coil keduanya mempunyai cara kerja yang sama.

Solenoid valve banyak digunakan pada banyak aplikasi. Solenoid valve  menawarkan switching cepat dan aman, keandalan yang tinggi, awet/masa service yang cukup lama, kompatibilitas media yang baik dari bahan yang digunakan, daya kontrol yang rendah dan desain yang kompak.
solenoid.jpg
Solenoid valve mempunyai banyak variasi dalam hal kegunaan atau kebutuhan dari mesin tersebut, diantara kegunaan solenoid valve adalah:
  • Digunakan untuk menggerakan tabung cylinder.
  • Digunakan untuk menggerakan piston valve.
  • Digunakan untuk menggerakan blow zet valve.
  • Dan masih banyak lagi.

Prinsip Kerja Solenoid Valve

Prinsip kerja dari solenoid valve yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakan piston pada bagian dalamnya ketika piston bertekanan yang berasal dari supply (service unit), pada umumnya solenoid valve pneumatic ini mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC.
prinsip_kerja_Solenoid_Valve.png
Keterangan Gambar :
A - Input side
B - Diaphragm
C - Pressure chamber
D - Pressure relief passage
E - Solenoid
F - Output side

Cara Kerja Sistem Pneumatic

cara-kerja-solenoid-valve.jpg
Kompressor diaktifkan dengan cara menghidupkan penggerak awal umumnya motor listrik. Udara akan disedot oleh kompresor kemudian ditekan ke dalam tangki udara hingga mencapai tekanan beberapa bar. Untuk menyalurkan udara bertekanan ke seluruh sistem (sirkuit pneumatik) diperlukan unit pelayanan atau service unit yang terdiri dari penyaring (filter), katup kran (shut off valve) dan pengatur tekanan (regulator).

Service unit ini diperlukan karena udara bertekanan yang diperlukan di dalam sirkuit pneumatik harus benar-benar bersih, tekanan operasional pada umumnya hanyalah sekitar 6 bar. Selanjutnya udara bertekanan disalurkan dengan bekerjanya solenoid valve pneumatic ketika mendapat tegangan input pada kumparan dan menarik plunger sehingga udara bertekanan keluar dari outlet port melalui selang elastis menuju katup pneumatik (katup pengarah/inlet port pneumatic). Udara bertekanan yang masuk akan mengisi tabung pneumatik (silinder pneumatik kerja tunggal) dan membuat piston bergerak maju dan udara bertekanan tersebut terus mendorong piston dan akan berhenti di lubang outlet port pneumatic atau batas dorong piston.

sumber : http://www.kitomaindonesia.com/article/9/kitoma-indonesia

Macam-macam Penyebab Porosity pada Pengelasan 

Lean-Duplex-Porosity-formed-surface-breaking
Cacat Las Porositas adalah salah satu jenis cacat pengelasan yang disebabkan karena terkontaminasinya logam las dalam bentuk gas yang terperangkap sehingga di dalam logam las terdapat rongga- rongga.
Porositas merupakan cacat las yang cukup umum, tetapi juga cukup mudah untuk memperbaikinya. Porositas terjadi dalam bentuk lubang bulat, yang disebut spherical porosity, Jika lubangnya memanjang  disebut wormholes atau piping.
Kemungkinan Penyebab terjadinya Porositas pada las-lasan :
  1. Mengelas dengan kondisi logam pengisi terkontaminasi dengan air, cat, lemak, minyak, dan lem yang dapat menyebabkan terbentuknya dan melepaskan gas bila terjadi pengelasan.
  2. Kampuh Las yang kotor oleh air, minyak, cat dan kotoran-kotoran yang lain yang dapat menyebabkan terbentuknya gas bila terjadi pengelasan.
  3. Selang gas yang terjepit atau rusak sehingga tidak memberikan suplay shielding gas yang cukup.
  4. Aliran gas terlalu tinggi.  Aliran gas yang terbuka lebar yang menghasilkan kecepatan aliran gas yang tinggi menciptakan turbulensi dan dapat menarik udara luar ke zona lasan. Selain itu, itu adalah pemborosan gas dan menambah biaya yang tidak perlu untuk suatu proyek.
  5. Elektroda SMAW, elektroda FCAW, dan las busur terendam (SAW) fluks yang menyerap kelembaban dalam lingkungan yang tidak dilindungi. Untuk mengatasi kelembaban dalam proses pengelasan, standard cukup jelas tentang penggunaan pengering dan oven untuk menyimpan bahan-bahan ini.
  6. Lapisan galvanisasi dapat membuat masalah. Zinc meleleh pada sekitar 420 derajat C dan titik didih sekitar 920 derajat celcius. Pada temperatur pengelasan jauh melebihi 2.000 derajat C terjadi perubahan seng (zink) dari solid menjadi gas dalam sepersekian detik.
  7. Kelembaban udara sekitar juga dapat menyebabkan masalah, seperti terjadinya embun pagi.
  8. Penyalahgunaan senyawa antispatter, semprotan, atau gel bisa menjadi penyumbang utama porositas. Bila digunakan secara berlebihan, bahan antispatter menjadi kontaminan, mendidih menjadi gas bila terkena suhu tinggi las busur.
  9. Hembusan angin/udara yang dapat mengganggu aliran shielding gas selama proses pengelasan.  Aliran udara ini  jika melebihi dari 4 sampai 5 mil per jam, dapat mempengaruhi proses pengelasan.
.https://eryhartoyo.wordpress.com/2013/04/22/penyebab-penyebab-porosity-pada-pengelasan/

Jenis-jenis Flange 


Flange adalah sambungan baut di mana dua buah pipa, equipment, fitting atau valve dapat dihubungkan bersama-sama. Mereka tersedia dalam berbagai bentuk, tekanan, rating dan ukuran untuk memenuhi persyaratan desain.
Ada enam tipe dasar flensa:
  • Blind Flange – Lap Joint Flange – Slip On Flange – Socket Weld Flange – Threaded Flange – Welding Neck Flange
  • Semua flensa ini mempunyai raised flange face kecuali lap joint flange yang hanya mempunyai flat flange face
Terdapat juga sejumlah Special Flanges:
  • Orifice Flanges: Orifice Slip-On Flange – Orifice Socket Flange – Orifice Threaded Flange – Orifice Weld Neck Flange
  • Standard Connections: Long Weld Neck Flange – Heavy Barrel Flange – Full Barrel Flange
  • Ring Type Joint Flanges: RTJ Blind Flange – RTJ Slip-On Flange – RTJ Threaded Flange – RTJ Weld Neck Flange
  • Expander Flange
  • Reducing Flange
  • Studding Outlet: Flat Bottom Mount – Shell/Head Mount – Tangential Mount
  • Weldoflange / Nipoflange
  • Orifice plate (part for orifice flange)
  • Spectacle bline (part for flange)
Blind Flange
Blind Flange
Flange jenis ini tidak memiliki lubang. digunakan pada akhir pipa atau fitting.

Lap Joint Flange
Lap Joint Flange
Jenis flange ini mirip dengan slip on flange, tetapi ada dua perbedaannya, terdapat jari-jari pada akhir flange ini dan pada face flange ini datar atau flat. Jenis flange ini digunakan jika material stub end dan flange harus dibedakan. jika pada saat instalasi pipa pemasangan baut menemui kesulitan karena keterbatasan ruang, maka jenis flange ini dapat digunakan.

Slip-On Flange
Slip-On Flange
 Flange jenis ini mempunyai ketahanan kejutan dan getaran yang rendah. Flange jenis ini sangat ideal untuk aplikasi tekanan rendah karena kekuatan nya pada tekanan internal sekitar sepertiga dari weld neck flange. serta konfigurasinya menimbulkan gangguan aliran di dalam pipa. Las-lasan bagian dalam cenderung lebih mudah terkorosi dibandingkan weld neck type flange.
Socket Flange
Socket Flange
jenis flange ini mempunyai lubang yang bertingkat,  agar pipa masuk sesuai dengan kedalamannya.

Threaded Flange
Threaded Flange
Flange jenis ini mirip dengan slip-on Flange, perbedaannya adalah memiliki (thread internal) ulir dalam. Flange jenis ini biasanya digunakan untuk tekanan rendah dan tidak digunakan untuk temperatur atau stres yang sangat tinggi.

Weld Neck Flange
Weld Neck Flange
Flange jenis ini cocok digunakan untuk tekanan tinggi, temperatur extrim, shear impact maupun getaran tinggi, Lebih lanjut, konfigurasinya tidak menimbulkan gangguan pada aliran.

ORIFICE FLANGE
Orifice Flange banyak digunakan dalam hubungannya dengan orifice meter untuk mengukur laju aliran cairan dan gas. Mereka pada dasarnya sama dengan weld neck standar, slip-on dan screwed flensa, hanya perbedaannya disini terdapat lubang  di dalam plat flange  yang nantinya berguna sebagai pengukur laju aliran fluida.
Orifice Flange
orifice flange
Standard Connection (Long Weld Neck Flange, Heavy Barrel Flange, Full Barrel Flange)
  • Long weld neck flange
long weld neck flange
  • Heavy barrel flange
heavy barrel flange
  • Full barrel flange
full barrel flange
Jenis flange ini biasanya digunakan pada noozel di pressure vessel dan jarang digunakan pada pipa.
Ring Joint Facing Flange RJF
ring joint facing flange
Expander Flange
Expander Flange
Studding Oulet Flange
Studded flange
Welding to a Flange
  • Weld Neck Flange
Weld Neck Flange
  •  Slip-on Flange
Slip On Flange
  • Lap Joint Flange
Lap Joint Flange
  • Socket Flange
Socket Flange
  • Expander Weld Neck Flange
Expandere Weld neck Flange

Jenis-jenis Flange Bolting
Machine bolt
stud bolt
Wafer butterfly valve
threaded lug butterfly valve
drilled lug butterfly valve
duel wafer check valve
threaded duel lug check valve
duel raised face check valve

https://eryhartoyo.wordpress.com/2011/09/13/jenis-jenis-flange/